Rabu, 23 November 2011

My Chapter Research (Part 1): . . . Kongres Al-Islam Luar Biasa . . .

Rabu, 23 November 2011

Sebuah "Dokumen" Sejarah yang terbit tanggal 1Januari 1925
Dalam bukunya yang berjudul al-Islam wa al-Khilafah fi al-Ashr al-Hadits, Muhammad Dhia’udin Rais, seorang Guru Besar Jurusan Sejarah Islam Universitas Kairo, menuturkan, setelah sistem Khilafah dihapuskan oleh Kemal at-Taturk, dibawah pimpinan Syaikh al-Azhar pada Maret 1924 para ulama menyelenggarakan beberapa kali pertemuan. Mereka berpendapat bahwa keberadaan Khilafah yang memimpin umat Islam merupakan keharusan yang tidak dapat dipungkiri. Oleh karena itu harus ada peganti setelah jabatan khalifah di Turki di hapus. Untuk membahas siapa yang layak mendapat tugas Khalifah selanjutnya, mereka memutuskan akan mengadakan Muktamar di Kairo pada bulan Maret 1925 dengan mengundang wakil-wakil dari umat Islam di seluruh dunia.

Undangan tersebut, tertanggal 25 Maret 1924, diterima oleh pengurus pusat Sarekat Islam di Hindia Belanda (Indonesia) melaui telegram. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi diadakannya Kongres Al-Islam Luar Biasa di Soerabaja pada December tahoen 1924.
Kongres itu diadakan untuk menentukan sikap umat Islam di Indonesia atas Muktamar Khilafah yang akan diadakan di Mesir.

Sampai sekarang belum dapat dibayangkan kira-kira sebesar apa acara ini diselenggarakan. Bayangkan kongres ini diadakan selama tiga hari dan dihadiri oleh utusan-utusan dan wakil-wakil dari 68 organisasi pada masa itu.

Well, yang lebih penting bagi kita hari ini adalah bisa mengetahui sikap antusias mereka terhadap perjuangan Khilafah. Dan berikut hasil dari kongres tersebut:

setelah mendengar roepa-roepa oeraian tentang parkara Chilafaat dan tarichnja, dan setelah toekar-menoekar fikiran dengan pandjang-lebar, adalah mengambil kepoetoesan seperti jang berikoet:
a. DENGAN SEIA-SEKATA MENJATAKAN WADJIB MENTJAMPOERI PERGERAKAN CHILAFAAT;
b. dengan seia-sekata menjatakan moefakat akan teroes berdirinja Comite Chilafaat boeat seloeroeh Hindia-Timoer;
c. dengan seia-sekata mengirimkan tiga orang oetoesan jang haroes dan patoet dianggap sebagai wakilnja oemmat Islam di Hindia-Timoer, jaitoe Toean-toean:
1e. Raden Mas Soerjopranoto, Comissaris perhimpoenan Centraal Sarekat Islam, beroemah di Djokjakarta,
2e. Kjahi Hadji Fachrodin, Vice-President dari Hoofdbestuur perserikatan Mohammadijah, beroemah di Djokjakarta, dan
3e. Kjahi Hadji Abdulwahab, President dari perserikatan Ta’miroel-masadjid, beroemah di Soerabaja,
boeat menghadiri Congres Igama Islam jang akan diadakan di Cairo dalam boelan Sja'ban 1343 atau Maart 1925 goena membitjarakan perkara Chilafaat, dengan diberi keoasa dan keleloeasaan... (bersambung)

Soerabaja 28 Djoedilawal 1343
27 December 1924

Comite Chilafaat

Jang bertanda,
Pemimpin-pemimpin persidangan
Centraal-Comite Congres Al-Islam Hindia

Satu rasa yang bisa kita petik untuk hari ini, di Indonesia Khilafah telah diperjuangkan sejak jauh sebelum Indonesia MERDEKA. Bahkan tidak lebih dari setahun setelah Turki Utsmani diruntuhkan. Perjuangan Khilafah sejatinya bagian dari sejarah Indonesia!!

Lalui bagaimankah kelanjoetan dari perjoengan Khilafaah pada masa itoe?
Bersambung... ^_^

Bogor, 23 Nop. 11
Septian Anto Waginugroho
(Mhssw. Tingkt. Akhir Universitas Indonesia ProDi. S1 Ilmu Sejarah)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Membuka Wacana Sejarah. Design by Pocket